Membaca Harus Dibiasakan Sejak Dini

0
Sudah saatnya kaum muda bertindak nyata di lingkungan masyarakat. Kita sebagai kaum yang mengatakan diri sebagai golongan intelektual harus mencoba mencarikan solusi nyata untuk permasalahan akut yang terjadi pada adik-adik kita. Mereka yang candu dengan bermain game di warnet-warnet akan menjadi generasi yang tidak tahu apa-apa tentang ilmu pengetahuan, mereka hanya akan menjadi generasi yang mempunyai mental yang lemah dan penuh amarah. Mereka akan cenderung bersikap anarki ketika menyelesaikan masalah yang terjadi pada dirinya. Kenapa? Seringkali saya menyaksikan anak-anak yang bermain game di warnet mengeluarkan kata-kata kotor kalau mereka kalah, kemudian, jika ada gangguan sedikit saja dengan komputernya merka betindak tidak sabaran, itu mempengaruhi pada psikologi anak-anak. Mereka akan tumbuh sebagai anak yang tempramen dan mudah stress.

Kita sebagai kaum terpelajar yang menganggap betapa pentingnya membaca buku untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan kita, harus memberikan pengertian kepada orang tua mereka untuk menanamkan cinta membaca sejak kecil. Karena bagaimanapun orang tua lah yang menjadi guru pertama bagi anak.  Setelah kita kembali ke kampug halaman masing-masing alangkah baiknya jika kita mengadakan sebuah sosialisasi tentang pentingnya membaca bagi anak. Tentunya dengan terlebih dahulu berkerjasama dengan aparat pemerintah setempat. Saya yakin aparat pemerintah setempat pun akan setuju dengan hal ini. Akan tetapi sebelum kita mengadakan sosialisasi itu, terlebih dahulu kita harus mengadakan kerjasama dengan para penerbit supaya bersedia menyumbangkan sebagian bukunya untuk dibaca adik-adik kecil kita. Sehingga terciptalah sebuah perpustakaan mini yang bermanfaat. Atau bisa juga, kita sewaktu kuliah menyisihkan uang untuk membeli buku anak-anak yang tidak sempat kita baca ketika kecil. Buku apa saja yang penting bermanfaat. Saya sedang berusaha melakukan itu. Ada beberapa buku yang sudah saya beli dengan harga murah. Buku itu saya simpan atau saya pinjamkan kepada keponakan saya untuk dibaca.
Ketika kita sudah mempunyai modal buku yang lumayan untuk bahan bacaan anak-anak, kita mencoba berbicara dengan para orang tua mereka dari hati ke hati. Pasti agak sulit mengubah kebiasaan ini, akan tetapi inilah hal pertama yang harus dilakukan. Apalagi jika kita berada di lingkungan ekonomi menengah ke bawah. Kita harus ekstra keras memberikan pengarahan kepada mereka, selain menyediakan buku-buku gratis yang siap baca. Karena pendidikan orang tua pun berpengaruh terhadap pola mendidik anak, termasuk bagaimana mereka melihat pentingnya budaya membaca sejak berada di rumah.
Seringkali kita mendengar para orang tua mengeluh karena anaknya tidak senang membaca dan belajar, mereka hanya senang bermain terutama main game, sehingga mereka lupa mengerjakan PR yang diberikan guru. Sejatinya budaya membaca buku di dalam rumah akan tercipta jika buku diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini. Peran orang tua sangat penting di sini. Orang tua bisa melakukan sebuah usaha seperti membacakan cerita-cerita rakyat terlebih dahulu atau cerita yang lainnya, tentu saja dengan gaya penceritaan yang dapat memikat anak kita, lalu diceritakan juga betapa menariknya membaca buku, sehingga jika anak sudah mampu membaca ia akan ketagihan membaca (Nafisah). Jika ini sudah terjadi maka kecil kemungkinan anak-anak tidak akan senang membaca buku.

Begitulah kira-kira salah satu usaha untuk meningkatkan budaya membaca pada adik-adik tercinta kita. Hal ini akan memberikan dampak yang besar terhadap dunia pendidikan. Anak-anak akan menjadi cerdas. Ketika anak sudah cerdas, pasti membutuhkan guru yang cerdas pula. Ini akan menuntut para guru-guru kita (yang tidak senang membaca buku, dan hanya membaca buku mata pelajarannya saja) untuk membaca juga, untuk menjadi cerdas juga. Begitulah kira-kira. 
Tags

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !